Sunday, August 10, 2008

Suasana di Padang Mahsyar

103- عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ الشَّمْسَ لَتَدْنُو حَتَّى يَبْلُغَ الْعَرَقُ نِصْفَ الْأُذُنِ فَبَيْنَا هُمْ كَذَلِكَ اسْتَغَاثُوا بِآدَمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ فَيَقُولُ لَسْتُ بِصَاحِبِ ذَلِكَ ثُمَّ بِمُوسَى عَلَيْهِ السَّلَامُ فَيَقُولُ كَذَلِكَ ثُمَّ بِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَشْفَعُ فَيَقْضِى اللَّهُ بَيْنَ الْخَلَائِقِ … فَيَوْمَئِذٍ يَبْعَثُهُ اللَّهُ مَقَامًا مَحْمُودًا يَحْمَدُهُ أَهْلُ الْجَمْعِ كُلُّهُمْ. (البخاري وابن جرير وابن مردويه)


103- Dari Ibn Umar r.a., katanya: Aku ada mendengar Rasulullah s.a.w., bersabda "Sesungguhnya matahari akan dekat ke atas kepala manusia sehingga air peluh sampai ke paras separuh telinga, maka dalam masa mereka berkeadaan demikian, mereka meminta pertolongan Nabi Adam as., lalu ia menolak dengan berkata: "Aku bukanlah orang untuk itu"; kemudian mereka meminta pertolongan Nabi Musa a.s., maka ia juga menjawab demikian; kemudian mereka meminta pertolongan Muhammad (s.a.w.) lalu ia mengemukakan syafaatnya; setelah itu Allah Taala membuka perbicaraan untuk menghakimi khalayak yang ramai itu, maka pada waktu itulah Allah mengangkatnya (Muhammad s.a.w.) ke martabat "Maqam Mahmud" yang dipuji oleh semua makhluk yang ada di padang Mahsyar."





(Bukhari, Ibn Jarir dan Ibn Marduwaih)





Berhubung dengan syafaat Nabi Muhammad s.a.w. , selanjutnya, ramai di antara sahabat-sahabat Baginda s.a.w., meriwayatkan hadisnya sehingga dikira "Hadis Syafaat" adalah satu dari hadis-hadis yang mutawatir". Di antara hadis-hadis yang banyak itu ialah yang berikut:



104- عَنْ أَنَسِ بن مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْمَعُ اللَّهُ النَّاسَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيَهْتَمُّونَ لِذَلِكَ فَيُلْهَمُونَ لِذَلِكَ فَيَقُولُونَ لَوْ اسْتَشْفَعْنَا عَلَى رَبِّنَا عَزَّ وَجَلَّ حَتَّى يُرِيحَنَا مِنْ مَكَانِنَا هَذَا قَالَ فَيَأْتُونَ آدَمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ فَيَقُولُونَ أَنْتَ أَبُو الْخَلْقِ خَلَقَكَ اللَّهُ بِيَدِهِ وَنَفَخَ فِيكَ مِنْ رُوحِهِ وَأَمَرَ الْمَلَائِكَةَ فَسَجَدُوا لَكَ اشْفَعْ لَنَا عِنْدَ رَبِّكَ حَتَّى يُرِيحَنَا مِنْ مَكَانِنَا هَذَا فَيَقُولُ لَسْتُ هُنَاكُمْ (وَفِي رِوَايَةٍ: لَسْتُ لَهَا) فَيَذْكُرُ خَطِيئَتَهُ الَّتِي أَصَابَهَا فَيَسْتَحِيِي رَبَّهُ مِنْهَا وَلَكِنِ ائْتُوا نُوحًا أَوَّلَ رَسُولٍ بَعَثَهُ اللَّهُ تَعَالَى قَالَ فَيَأْتُونَ نُوحًا عَلَيْهِ السَّلَامُ فَيَقُولُ لَسْتُ هُنَاكُمْ (وَفِي رِوَايَةٍ: لَسْتُ لَهَا) فَيَذْكُرُ خَطِيئَتَهُ الَّتِي أَصَابَ فَيَسْتَحِيِي رَبَّهُ مِنْهَا وَلَكِنِ ائْتُوا إِبْرَاهِيمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ الَّذِي اتَّخَذَهُ اللَّهُ خَلِيلًا فَيَأْتُونَ إِبْرَاهِيمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ فَيَقُولُ لَسْتُ هُنَاكُمْ (وَفِي رِوَايَةٍ: لَسْتُ لَهَا) وَيَذْكُرُ خَطِيئَتَهُ الَّتِي أَصَابَ فَيَسْتَحِيِي رَبَّهُ مِنْهَا وَلَكِنِ ائْتُوا مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَامُ فَيَقُولُ لَسْتُ هُنَاكُمْ (وَفِي رِوَايَةٍ: لَسْتُ لَهَا) وَيَذْكُرُ خَطِيئَتَهُ الَّتِي أَصَابَ فَيَسْتَحِيِي رَبَّهُ مِنْهَا وَلَكِنِ ائْتُوا عِيسَى عَلَيْهِ السَّلَامُ رُوحَ اللَّهِ وَكَلِمَتُهُ فَيَقُولُ لَسْتُ هُنَاكُمْ (وَفِي رِوَايَةٍ: لَسْتُ لَهَا) وَلَكِنِ ائْتُوا مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَبْدًا قَدْ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ فَيَأْتُونِي فَأَسْتَأْذِنَ عَلَى رَبِّي فَيُؤْذَنَ لِي (وَفِي رِوَايَةٍ: فَأُوتَى فَأًقُولُ أَنَا لَهَا أَنَا لَهَا فَأَنْطَلِقُ فَأَسْتَأْذِنُ عَلَى رَبِّي فَيُؤْذَنُ لِي) فَإِذَا أَنَا رَأَيْتُهُ وَقَعْتُ سَاجِدًا فَيَدَعُنِي مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَدَعَنِي فَيُقَالُ يَا مُحَمَّدُ ارْفَعْ رَأْسَكَ قُلْ تُسْمَعْ سَلْ تُعْطَهْ اشْفَعْ تُشَفَّعْ فَأَرْفَعُ رَأْسِي فَأَحْمَدُ رَبِّي بِتَحْمِيدٍ يُعَلِّمُنِيهِ رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ ثُمَّ أَشْفَعُ (وَفِي رِوَايَةٍ: فَيُؤْذَنُ لِي فَأَقُومُ بَيْنَ يَدَيْهِ فَأَحْمَدُهُ بِمَحَامِدَ لَا أَقْدِرُ عَلَيْهِ الْآنَ يُلْهِمُنِيهِ اللَّهُ ثُمَّ أَخِرُّ سَاجِدًا فَيُقَالُ لِي يَا مُحَمَّدُ ارْفَعْ رَأْسَكَ وَقُلْ يُسْمَعْ وَسَلْ تُعْطَهْ وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ فَأَقُولُ يَا رَبِّي أُمَّتِي أُمَّتِي) (وَفِي رِوَايَةٍ: فَأَرْفَعُ رَأْسِي فَأَقُولُ يَا رَبِّي عَجِّلْ عَلَى الْخَلْقِ الْحِسَابَ…). (الجماعة)


104- Dari Anas bin Malik r.a., katanya: Rasulullah s.a.w., bersabda: "Allah akan menghimpunkan sekalian manusia pada hari qiamat, maka dengan sebab dahsyatnya keadaan di situ, mereka merasa berat dan resah gelisah lalu mereka diilhamkan jalan untuk melepaskan diri dari yang demikian. Mereka pun berkata sesama sendiri: "Bukankah elok kalau kita mencari orang yang dapat mengemukakan syafaat kepada Tuhan kita supaya Tuhan melepaskan kita dari penderitaan tempat ini?" Nabi s.a.w., bersabda: "Setelah itu, mereka pun pergi menemui Nabi Adam a.s., serta berkata: Engkau ialah bapa sekalian manusia, Allah telah menciptakanmu dengan kekuasaanNya dan meniupkan padamu dan roh-Nya, serta ia memerintahkan Malaikat sujud kepadamu; tolonglah kemukakan syafaat kepada Tuhamu untuk kami supaya ia melepaskan kami dari penderitaan tempat ini". Mendengarkan yang demikian, Nabi Adam berkata: "Aku bukanlah orang yang berpangkat boleh menunaikan maksud kamu", (dan pada satu riwayat, Nabi Adam berkata: "Aku bukanlah orang yang layak untuk itu), serta ia menyebut salah silapnya yang pernah dilakukan, dengan sebab itu ia merasa malu kepada Tuhannya; tetapi, kata Nabi Adam: "Pergilah kamu menemui Nabi Noh, Rasul yang pertama yang telah diutus oleh Allah Taala'."Nabi s.a.w., bersabda: "Setelah itu mereka pun pergi menemui Nabi Noh a.s., maka Nabi Noh menjawab dengan katanya: "Aku bukanlah orang yang berpangkat boleh menunaikan maksud kamu itu", (pada satu riwayat, Nabi Noh berkata: "Aku bukanlah orang yang layak untuk itu"), serta ia menyebut salah-silapnya yang pernah dilakukan, dengan sebab itu ia merasa malu kepada Tuhannya: Tetapi, kata Nabi Noh, "Pergilah kamu menemui Nabi Ibrahim yang Allah telah jadikan dia orang yang berdamping di sisi-Nya." Nabi s.a.w, bersabda: "Setelah itu merekapun pergi menemui Nabi Ibrahim a.s., maka Nabi Ibrahim menjawab dengan katanya: "Aku bukanlah orang yang berpangkat boleh menunaikan maksud kamu itu, (dan pada satu riwayat: Nabi Ibrahim berkata: "Aku bukanlah orang yang layak untuk itu"), serta ia menyebut salah silapnya yang pernah dilakukan, dengan sebab itu ia merasa malu kepada Tuhannya; Tetapi, kata Nabi Ibrahim: "Pergilah kamu menemui Nabi Musa a.s., yang Allah berkata-kata dengannya serta memberikannya kitab Taurat. " Nabi s.a.w., bersabda: "Setelah itu mereka pun pergi menemui Nabi Musa a.s., maka Nabi Musa menjawab dengan katanya: "Aku bukanlah orang yang berpangkat boleh menunaikan maksud kamu itu, (dan pada satu riwayat: Nabi Musa berkata: Aku bukanlah orang yang layak untuk itu), serta ia menyebut salah silapnya yang pernah dilakukan, dengan sebab itu ia merasa malu kepada Tuhannya, Tetapi, kata Nabi Musa: "Pergilah kamu menemui Nabi Isa a.s., Roh Allah dan kalimah-Nya." Nabi s.a.w., bersabda: "Setelah itu mereka pun pergi menemui Nabi Isa Roh Allah dan kalimah-Nya, maka Nabi Isa menjawab dengan katanya: "Aku bukanlah orang yang berpangkat boleh menunaikan maksud kamu itu", (dan pada satu riwayat: Nabi Isa berkata: "Aku bukanlah orang yang layak untuk itu"), Tetapi kata Nabi Isa, "Pergilah kamu menemui Nabi Muhammad s.a.w. , seorang hamba Allah yang telah diampunkan salah silapnya yang terdahulu dan yang terkemudian." Kata rawi: Rasulullah s.a.w., bersabda: "Setelah itu mereka pun datang menemuiku, aku pun memohon izin mengadap Tuhanku, lalu diizinkan"; (dan pada satu riwayat: Baginda s.a.w., bersabda: "Setelah itu mereka datang menemuiku, aku pun berkata: "Akulah orang yang layak untuk itu, akulah orang yang layak untuk itu" maka aku pun pergi serta memohon izin mengadap Tuhanku, lalu diizinkan), maka apabila aku mengadap-Nya, aku merebahkan diri sujud, lalu dibiarkan-Nya aku sujud seberapa lama yang Allah kehendaki, kemudian diserukan daku: Wahai Muhammad! angkatlah kepalamu, dan berkatalah apa sahaja hajatmu supaya diperkenankan, mintalah supaya diberikan, dan kemukakan syafaat supaya dikabulkan syafaatmu; maka aku pun mengangkat kepalaku serta memuji Tuhanku dengan Puji-pujian yang diajarkan kepada aku oleh Tuhanku `Azza wa Jalla; kemudian aku kemukakan syafaatku;" (dan pada satu riwayat: Baginda s.a.w., bersabda: "Lalu diizinkan daku mengadapnya, maka aku pun berdiri mengadapnya serta memujinya dengan puji-pujian yang aku tidak dapat menyebutnya sekarang, yang Allah mengilhamkannya kepadaku, kemudian aku menumuskan muka sujud kepadanya hingga aku diseru: "Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu dan berkatalah apa sahaja nescaya diperkenankan, mintalah supaya diberikan dan kemukakanlah syafaat supaya dikabulkan syafaatmu; Maka aku pun merayu dengan berkata: "Wahai Tuhanku! Kasihanilah umatku! Kasihanilah umatku!), (dan pada satu riwayat lagi: Baginda bersabda: "Maka aku pun mengangkat kepalaku serta memohon dengan berkata: "Wahai Tuhanku! Segerakanlah apalah juga kiranya, perbicaraan hitungan amal khalayak yang ramai ini.





(Al-Jama'ah)





Syafaat yang tersebut dalam hadis yang panjang itu ialah yang dinamakan "al-Syafaah al-Uzma" (Syafaat yang besar sekali) yang ditentukan untuk Nabi Muhammad s.a.w. sahaja mengemukakannya ke hadhrat Tuhan 'Azza wa Jalla.





Ada lagi beberapa jenis syafaat yang dikhaskan bagi Nabi Muhammad s.a.w., di antaranya:





(1) Syafaat Baginda s.a.w., supaya Tuhan memasukkan ke syurga satu kumpulan besar dari umatnya dengan tidak dihisab.





(2) Syafaat Baginda s.a.w. untuk satu kumpulan yang telah dihisab dan didapati mereka berhak menerima balasan Neraka, supaya tidak dimasukkan, tetapi dimasukkan terus ke syurga.





Selain dari itu, Rasulullah s.a.w., telah menyatakan dalam hadis-hadis yang diriwayatkan oleh Muslim, Tirmizi, Abu Daud dan Ibn Majah: Bahawa ada beberapa golongan yang akan diizinkan Tuhan untuk mengemukakan syafaat supaya dimasukkan orang-orang yang tertentu ke dalam Syurga; mereka ialah:





Malaikat, Nabi-nabi, alim ulama, orang-orang yang gugur syahid dalam perjuangan menegakkan agama Allah, dan orang-orang mukmin yang selamat daripada memasuki Neraka dan hendak menolong membebaskan saudara-saudara mereka yang beriman, yang bersembahyang dan berpuasa dengan mereka, tetapi saudara-saudaranya itu dimasukkan ke dalam Neraka disebabkan mereka mati dengan tidak bertaubat daripada dosa.





Setelah Tuhan Yang Maha Adil, kabulkan syafaat Nabi Muhammad s.a.w., bagi melepaskan orang ramai dari penderitaan huru-hara padang Mahsyar, maka mahkamah keadilan Tuhan pun dibuka dan orang ramai dihadapkan kepada perbicaraan Tuhan dengan keadaan berbaris teratur (Surah al-Kahfi), dan bumi padang Mahsyar pun terang benderang dengan cahaya keadilan Tuhan; buku catitan amal tiap-tiap seorang disediakan untuk dibahagikan kepada masing-masing; Nabi-nabi dan saksi-saksi yang berkenaan dibawa ke situ serta perbicaraan dijalankan dengan seadil-adilnya. (69, Surah az-Zumar).





Tiap-tiap seorang pada ketika dijalankan perbicaraannya - disoal dan diperiksa satu persatu; tidak akan tersembunyi sesuatu pun dari bawaan hidupnya di dunia, sekalipun yang sulit, (18, Surah al-Haqqah)



Perbicaraan dimulakan dengan menyoal tiap-tiap seorang yang Tuhan hendak menyoalnya dengan soalan-soalan yang berhubung dengannya selain daripada soalan-soalan umum yang diterangkan oleh Rasulullah s.a.w., dalam hadis yang berikut:



105- عَنْ أَبِي بَرْزَةَ الْأَسْلَمِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَ فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ. (الترمذي)


105- Dari Abi Barzah al-Aslami r.a., dari Nabi s.a.w, sabdanya: "Tidak berganjak kedua kaki seseorang dari tempat berdirinya di mahkamah Tuhan pada hari qiamat sehingga ia disoal tentang umurnya pada perkara apakah ia habiskan dan tentang ilmunya untuk apakah ia gunakan dan tentang harta bendanya dari manakah ia dapati dan pada perkara apakah ia belanjakan dan juga tentang tubuh badannya pada perkara apakah ia susutkan kemudaan dan kecergasannya?"





(At-Tirmizi)





Apabila habis orang-orang yang disoal oleh Tuhan yang Maha Adil; maka suratan amal manusia dikeluarkan untuk diberi ke tangan masing-masing yang apabila menerimanya ia dapati suratan amalnya itu terbuka, boleh ditatap dan dibaca olehnya sendiri; (13, Surah al-Isra').





Setelah suratan amal itu diberikan ke tangan masing-masing, maka timbullah kepada orang-orang yang bersalah yang tidak bertaubat, perasaan gelisah takutkan akibat kesalahan-kesalahnnya yang tertulis di dalam suratan amalnya (49, Surah al-Kahfi).





Suratan amal itu ada yang diberi ke tangan kanan tuannya dan ada yang diberi ke tangan kirinya. Orang yang diberikan suratan amalnya ke tangan kanannya merasa besar hati dan berbangga dengan yang demikian sehingga ia menyeru orang-orang lain supaya membacanya; (91, Surah al-Haqqah). Sebaliknya orang yang diberikan suratan amalnya ke tangan kirinya merasa runsing hati dan merungut-rungut kerana keburukan nasibnya; (25, Surah al-Haqqah)





Selepas itu perbicaraan diteruskan - perbicaraan perkara-perkara yang berkenaan dengan hak-hak makhluk dan perkara-perkara yang berhubung dengan amal ibadat kepada Allah. Perkara-perkara berkenaan dengan hak-hak makhluk meliputi.





(1) Perkara-perkara yang berkenaan dengan melakukan jenayah ke atas nyawa dan tubuh badan satu-satu makhluk seperti bunuh membunuh, tikam menikam, pukul memukul, seksa-menyeksa, sabung-menyabung, laga-melaga dan sebagainya.





(2) Perkara-perkara yang berkenaan dengan melakukan jenayah terhadap kehormatan din dan maruah, seperti caci-mencaci, buruk-memburuk, maki-hamun, umpat-keji, tuduh-menuduh, ceroboh-mencerobohi dan sebagainya.





(3) Perkara-perkara yang bersabit dengan harta benda seperti curi-mencuri, rompak samun, rebut-merebut, tipu-menipu, hutang-piutang dan lain-lainnya.





Hukuman ke atas sesiapa yang di dapati bersalah dalam perbicaraan ini ialah:





Pertama - Menerima balasan dari makhluk yang dilakukan jenayah itu terhadapnya.





Kedua - Memberi amal kebajikannya kepada orang yang ia aniayakan, untuk membayar hutang orang itu atau mengganti-ruginya; dan apabila tidak ada lagi amal kebajikannya untuk diberi kepada orang itu, maka ia terpaksa menanggung kesalahannya, atau





Ketiga - Dimasukkan ke dalam penjara yang disediakan Tuhan (Neraka Jahanam)



Bagi menyelamatkan seseorang daripada menghadapi perbicaraan yang tersebut, maka Nabi Muhammad s.a.w mengingatkan umatnya serta menerangkan jalan keselamatan masing-masing - dalam hadis-hadis yang berikut:

No comments: